Pada bab kedua ini, akan diberikan pembahasan tentang
teori-teori yang berhubungan gengan GPON ( Gigabit Passive Optical Network )
FTTx dan Fiber Optic. Hal- hal yang
dijelaskan yaitu:
GPON adalah salah satu teknologi akses
dengan menggunakan fiber optic sebagai media transport ke pelanggan. Teknologi
GPON ini sudah dirilis oleh ITU-T (International
Telecomunication Union - Terminals for Telemanic Service ) dan GPON juga
bisa mengakomodasikan legalicy system
yang sudah diimplementasikan pada jaringan akses pelanggan. Teknologi ini
mendukung kecepatan yang besar, peningkatan dalam pengamanan, bandwidth yang besar dan pilihan
protocol pada layer 2 OSI seperti ATM, GEM, dan Ethernet.
Perangkat Jaringan GPON
Konfigurasi jaringan optik atau kadang
dengan istilah ODN adalah jaringan optik antara perangkat OLT atau Optical Line Termination sampai
perangkat ONU atau Optical Network Unit untuk
beberapa produk disebut sebagai ONT atau Optical
Network Terminal. Komponen ODN terdiri atas kabel optik dan passive splitter. Level sinyal optik (optical budget) yang distandartkan
adalah 28 dB sampai 29 dB, sehingga jarak maksimum yang bisa dilayani adalah 20
Km. Jarak sejauh itu hanya dapat diimplementasikan dengan aturan pemecahan
jaringan optik atau Splitting sebanyak 1:32, 1:64, 1:128 dan jumlah level
spliting ratio maksimim 2 level.
Gambar 2.1 Splitting
Transmisi gelombang optik pada jaringan
PON menggunakan 3 panjang gelombang untuk membawa sinyal komunikasi dengan
memanfaatkan perangkat WDM. Sinyal optik pertama dengan panjang gelombang
1490nm digunakan untuk transmisi upstream dan sinyal optik ketiga dengan
panjang gelombang 1550 nm digunakan sebagai sinyal transmisi analog, khususnya
video. Jenis kabel optik yang dipakai mengacu kepada standart kebel optik ITU-T
G.652. dalam kaitannya dengan kemampuan jarak operasi FTTx dan jumlah ONU yang
bisa ditangani, jaringan outside plant optik untuk FTTx (Fiber To The x) dikelompokan
dalam beberapa kelas, yaitu class A,B dan C. Berdasarkan hasil evaluasi teknis
RFI atau Radio frequency Interference, para vendor umumnya menggunakan class B+
yang dimaksud adalah ODN dengan kemampuan jarak operasi 20 Km dengan kemampuan
menangani ONT sampai 32 ONT
Gambar 2.2 tabel kelas-kelas laser
OLT
adalah peripheral yang berada pada kantor pusat operator jaringan
telekomunikasi, levelnya berada dibawah server. OLT menyediakan interface
dengan isi jaringan yaitu TU atau Tribuary. Unit dan dihubungkan dengan satu
atau lebih ODN. TU menyediakan pula port 2 mbps yang menggunakan interface V5.1
yang sesuai dengan rekomendasi ITU-T G.703 setiap perangkat OLT dapat menerima
TU dari beberapa jenis layanan. Blok diagram OLT dapat dilihat pada gambar 1.3
Blok
fungsional OLT terdiri dari 3 blok, yaitu :
a.
PON
care shell. Blok ini terdiri dari 2 bagian yaitu ODN interface function dan PON TC function.
b.
Cross-conect
shell. Menyediakan kenoksi antara PON.
c.
Service
shell, shell ini sebagai translator antara service interface dan TC frame interface pada PON.
Spliter pada PON dikatakan pasif sebab
optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang
jaraknya berbeda dari node plitter, sehingga sifatnya idle dan cara kerjanya
membagi daya optik sama rata. Jenis-jenis splitter antara lain adalah 1:2, 1:4,
1:8, 1:16, 1:32, 1:64, 1:128. pada gambar 1.4 ditunjukkan diagram blok passive
splitter.
Gambar
2.4 blok diagram passive splitter
Keterangan
:
Pi
= daya masukan
Po
= daya keluaran
Penguatan
= A = 10 log ( po/pi) dB (1.1)
Redaman
= a = 10 log (pi/po) dB
ONU
yaitu peripheral yang berfungsi mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik
untuk kemudian sinyal tersebut dimultiplex agar didistribusikan menggunakan
kabel tembaga ke tempat pelanggan. ONU menyediakan interface antara jaringan
optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN diubah
oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk layanan pelanggan. Pada
arsitektur FTTH, ONU diletakkan di sisi pelanggan yang dihubungkan dengan
pelanggan dengan menggunakan Twisted coper pair melalui suatu adaptation unit
(AU) yang menyediakan fungsi penyesuaian antara ONU dengan sisi pelanggan. Pada
gambar 1.5 ditunjukan diagram blok fungsional ONU.
Gambar
2.5 diagram blok fungsional ONU
FTTx
merupakan teknologi akses jaringan tetap yang sekarang sedang hot. Hal ini ditunjukan dengan besarnya
pangsa pasar, bersaingnya vendor-vendor
telekomunikasi besar untuk menjual produk-produk dan layanan-layanan deployment
FTTx serta banyak dibicarakannya FTTx pada media.
Dengan
berkembangnya internet dengan layanan berbasis IP dan koneksi broadband maka kebutuhan akan bandwidth yang besar dengan kecepatan
tinggi meningkat. Hal ini juga didorong oleh operator yang berusaha memberikan
layanan baru untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya. Operator maupun vendor
telekomunikasi saat ini sedang giat-giatnya menjual produk maupun layanan
seperti IPTV atau Internet Protocol
television dan Cable TV/CATV atau
Community Antena Television, video on demand yang
membutuhkan bandwidth yang besar.
Saat
ini jaringan ke rumah-rumah didominasi oleh jaringan kabel tetap atau fixed
wireline dengan digunakannya tembaga yang memiliki kekurangan karena dianggap
tidak dapat memberikan bandwidth yang
tinggi dibandingkan dengan kabel fiber optik. Karena hal itu otang mulai
beralih ke teknologi kabel optik untuk mendapatkan bandwidth yang lebih tinggi
menggunakan teknologi FTTx ( Fiber To The x ) yaitu istilah generik yang
digunakan untuk beberapa arsitektur jaringan fiber optik untuk telekomunikasi
yang menggantikan jaringan kabel tembaga. Beberapa arsitektur optik tersebut
adalah :
1.
FTTH ( Fiber To The Home )
Adalah arsitektur jaringan kabel fiber
optik dibuat hingga sampai kerumah-rumah atau ruangan dimana terminal berada,
mengenai FTTH akan dibahas lebih lanjut pada bab selanjutnya.
2.
FTTB ( Fiber To The Building )
Jaringan kabel optik sampai pada gedung
komersial atau tempat tinggal dan kemudian didistribusikan ke masing-masing
ruangan dengan jaringan kabel tembaga berupa kabel telpon atau kabel CAT 5e/6.
3.
FTTP ( Fiber To The Premises)
FTTP merupakan nama generik yang
digunakan istilah FTTB dan FTTH karena secara arsitektur FTTB dan FTTH sama.
4.
FTTC ( Fiber To the Curb )
Jaringan fiber dibuat sampai pada satu
titik pendistribusian yang berada sekitar 33 meter dari tempat pengguna berada.
Daru curb ke rumah-rumah digunakan koneksi kabel tembaga. Curb biasanya
melayani 8 sampai 24 pelanggan.
5.
FTTN ( Fiber To The Node/Neighbohood)
Jaringan fiber dibuat sampai pada suatu
node yang berupa kabinet kerlokasi dipinggir jalan sehingga disebut juga
FTTCab. Jarak antara titik pendistribusian dengan pelanggan pada FTTN lebih
jauh daripada FTTC. Jumlah pelanggan yang bisa dilayani juga lebih banyak
biasanya sampai ratusan pelanggan. FTTN juga menggunakkan kabel tembaga untuk
koneksi dari kabinet ke rumah-rumah.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa inti perbedaan antara teknologi FTTx diatas adalah
kabel fiber optic disambungkan sedekat mungkin dengan terminal yang dimiliki
pelanggan seperti diilustrasikan pada gambat berikut :
Gambar 2.6 instalasi fiber
optic
Komunikasi
data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai dengan kemajuan
teknologi dalam bidangtelekomunikasi dunia yang sedang majudengan pesat serta
pengaruh era globalisasi dan arus informasi yang sangatdiperlukan masyarakat modern,
kemajuan perekonomian serta majunya teknologi telekomunikasi merupakan titik
tolak dan potensi besar untuk dapat meningkatkan dan mewujudkan berbaqgai jenis
pelayanan komunikasi yang lebih canggih untuk komunikasi suara, gambar, dan
data.
Akhit-akhir
ini permintaan masyarakat modern akan kebutuhan komunikasi data sangat pesat.
Untuk mengirimkan data dalam jumlah besar dan memerlukan keakuratan dan juga
yang mampu menjaga kerahasiaan data tersebut. Keunggulan Fiber Optic sebagai
media transmisi terutama mampu meningkatkan pelayanan sistem komunikasi data,
seperti peningkatan jumlah kanal yang tersedia, kemampuan mengirimkan data
dengan kecepatan Gbps, terjaminnya kerahasiaan data yang dikirimkan, sehingga
pembicaraan tidak dapat disadap, tidak terganggu oleh gelombang
elektromagnetik, petir dan cuaca.
Dalam
sistem komunikasi data fiber optik digunakan modem “16 Chanel Data Multiplexer
ZAT-16” yang merupakan modem khusus yang dianggap sesuai. Interface
RS-232-C V.24/V.28 yang berfungsi untuk
menghubungkan komputer dengan berbagai piranti lainnya, sistem ini mampu juga
menggunakan kedua jenis protokol yaitu asyncronous
protocol dan syncronous protocol
untuk menghasilkan transmisi kecepatan tinggi.
Jenis
fiber optic yang digunakan adalah fiber optic multi-mode graded indeks. Cahaya yang digunakan pada gelombang
optik adalah LED (light Emiting Diode). Pemilihannya disesuaikan dengan
kepentingan sistem yang dirancang agar dapat menghasilkan sistem yang lebih
efektif dan optimal. Ditinjau dari nilai ekonomi dan teknologinya. Sistem ini
mampu menberikan transmisi data dengan jauh luntasan sejauh 16 km jika
menggunakan modem ZAT-16, sedangkan dengan modemlainnhya hanya mampu menjangkau
15 meter saja.
Kecepatan
transmisi yang mampu dicapai adalah berveriasi dari 300 baud, 600 baud, 1200
baud, 2400 baud, 4800 baud, 9600 baud, dan 19200 baud yang telah
direkomendasikan oleh CCITT. Sedangkan kualitas transmisi dapat mencapat Bit error rate 10.
Gambar 2.7 perambatan sinar fiber optic
Teknologi fiber optik maju pesat dan
sedang berkembang pemanfaatannya untuk sistem teknologi telekomunikasi maju dan
handal. Penemuan fiber optic sebagai media transmisi pada suatu sistem
k0omunikasi didasarkan pada hukum snellius untuk perambatan cahaya pada media
transparan seperti pada kasa yang terbuat dari quartz kualitas tinggi yang
dibentuk dari dua lapisan utama yaitu lapisan inti yang biasanya disebut core
terletak pada bagian yang paling dalam dengan indeks bias n1 dan dilapisi oleh
cladding dengan indeks bias n2 yang lebih kecil dari n1.
Gambar
2.8 hukum snellius
Menurut hukum snellius jika seberkas sinar
masuk pada suatu ujung fiber optic atau media yang transparan, dengan sudut
kritis dan sinar itu datang dari medium yang mempunyai indeks bias lebih kecil
dari udara menuju fiber optic core yang berupa kuarsa murni yang mempunyai
indeks bias yang lebih besar maka seluruh sinar akan merambat sepanjang inti
fiber optic core menuju ujung lainnya.
Dewasa ini ada 3 jenis serat optik yang
populer pemanfaatannya pada sistem komunikasi serat optik yaitu:
a.
Serat optik Single-mode index
Pada
single mode fiber, terlihat pada gambar bahwa index bias akan berubah dengan
segera pada batas antara core dan cladding ( step index ). Bahannya terbuat
dari silica glass baik untuk cladding maupun covernya. Diameter core jauh lebih
kecil sekitar 10 µm, dibandingkan dengan diameter cladding, konstruksi demikian
dibuat untuk mengurangi atenuasi akibat adanya fading. Single mode fiber sangat
baik digunakan untuk menyalutkan informasi jarak jauh karena disamping atenuasi
yang kecil juga mempunyai jangkauan frekuaensi yang lebar. Misalnya untuk
ukuran 10/15 mm, pada panjang gelombang cahaya 1330 nm, redaman maksimumnya
0,4-0,5 dB/km dan lebar pita frequensi minimum untuk 1 Km sebesar 10 GHz.
Single
mode fiber juga dapat dibuaat dengan indeks bias yang berubah secara perlahan-lahan
atau graded index.
Gambar 2.9 single mode fiber
optic
b.
Serat Optik Multi-Mode Graded Index
Multi-mode
graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau dapat
juga dengan silica glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik
tipe ini, indeks bias berubah secara perlahan-lahan. Indeks bias berubah
mengecil perlahan mulai dari pusat core sampai batas antara core dengan
cladding. Makin mengecilnya index bias ini menyebebkan kecepatan rambat cahaya
akan semakin tinggi dan akan berakibat dispersi waktu antara berbagai mode
cahaya yang merambat akan berkurang dan pada akirnya semua mode cahaya akan tiba
pada waktu yang bersamaan di penerima.. diameter core jenis ini lebis kecil
dibandingkan dengan core jenis multi-mide step index, yaitu 30 – 60 µm untuk
core dan 100 – 150 µm untuk claddingnya.
c.
Serat Optik Multi mode step index
Serat
optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besarnya 50 – 400 µm
dibandingkan dengan diameter cladding 125 – 500 µm sama halnya dengan
single-mode fiber, pada serat optik ini terjadi perubahan index bias denggan
segera atau lazim disebut step index., pada batas antara core dan cladding.
Diameter core yang besar ( 50 – 400 µm ) digunakan untuk menaikkan efisiensi
coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti LED. Karakteristik
penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam material/ bahan yang
digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase bahan silica
glass pada SO ini akan meningkatkan performance. Tetapi jenis SO ini tidak
populer karna meskipun kadar silicanya ditingkatkan, atenuasi sewaktu transmit
tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan data dengan
kecepatan rendah dan jarak dekat.
Gambar
2.11 step index fiber
Sistem
komunikasi fiber optik terdiri dari 3 komponen utama yaitu :
a. Transmitter berupa Laser Diode (LD) dan
Light Emiting Diode (LED)
b. Media transmisi berupa Diber Optic.
c. Receiver yang merupakan detektor penerima
digunakan PIN dan APD.
Transmitter terdiri dari 2 bagian yaitu
:
a. Rangkaian elektrik berfungsi untuk
mengkoversi sinyal digital menjadi sinyal analog selanjutnya data tersebut
dimasukkan kedalam sinyal gelombang optik yang telah termodulasi.
b. Sumber gelombang optik berupa sinar laser
diode (LD) dan LED yang pemakaainnya disesuaikan dengan sistem komunikasi yang
diperlukan.
1)
Laser diode
dapat digunakan untuk sistem komunikasi Kabel laut (SKKL) dan sistem komunikasi serat optik
(SKSO), karena LD mempunyai karakteristik yang handal yaitu dapat memancarkan
daya dengan intensitas tinggi, stabil, hampor monokromatis, terfokus, dan
merambat dengan kecepatan sangat tinggi, sehingga dapat menempuh jarak sangat
jauh. Pembuatannya kabel oni terbilang sangat sukar karena memerlukan
spesifikasi tertentu sehingga harganya pun mahal. Jadi LD tidak ekonomis dan
tidak efisien jika digunakan untuk sistem komunikasi jarak dekat dan pada
trafik kurang padat.
2)
LED
digunakan untuk sistem komunikasi jarak sedang dan dekat agar sistem dapat
ekonomis dan efektif karena LED lebih mudah pembuatannya sehingga harganya pun
lebih murah.
Receiver
atau bagian penerima terdiri dari 2 bagian taitu detector penerima dan
rangkaian elektrik.
Detektor
penerima berfungsi untuk merangkap cahaya yang berupa gelombang optik pembawa
informasi, dapat berupa PIN Diode atau Avalance Photo Diode, pemilihannya
tergantung keperluan sistem komunikasinya.
a.
Untuk
komunikasi jarak jauh digunakan detektor APD yang dapat bekerja pada panjang
gelombang 1310 nm. 1490 nm serta 1550 nm dengan kualitas yang baik. Artinya
detector APD mempunyai sensitivitas dan respon yang tinggi terhadap sinar laser
LD sebagai pembawa informasi dalam gelombang optik.
b.
Untuk
komunikasi jarak pendek labih efisien jika menggunakan detektor PIN Diode,
karena PIN baik digunakan untuk bitrate rendah dan sensitivitasnya tinggi untuk
LED.
c.
Sumber
cahaya LD terlihat memiliki daya besar, stabil, konstan pada bitrate berapapun, sedangkan sumber
cahaya LED mempunyai daya pancar yang lebih kecil dan pada bitrate 100 Mbps
dayanya mulai menurun.
d.
Detekyor
penerima PIN bereaksi baik pada bitrate rendah tetapi kurang sensitif bila
bitrate dinaikkan.
e.
Detektor
penerima APD lebih sensitiv pada bitrate tinggi. Untuk transmisi jarak jauh
diperlukan daya pancar yang lebih besar dan sensitifitas yang tinggi, sistem
serat optik akan menggunakan laser LD sebagai sumber cahaya dan APD sebagai
detektor penerima. Sedangkan untuk transmisi jarak dekat cukup digunakan LED
sebagai sumber optik dan PIN sebagai
detektoe penerima.
f.
Rangkaian
elektrik berfungsi untuk mengkonversi cahaya pembawa informasi terhadap data
informasi yang dibawa dengan melakukan timing regenerate serta konversi sinyal
elektrik ke dalam interface v.28 yang berupa sinyal digital dan sebaliknya.
Atenuasi
adalah besaran pelemahan energi sinyal informasi dari serat optik yang dinyatakn
dalam dB dan disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu absopsi, hamburan atau
scatering dan mivro-bending. Gelas yang merupakan bahan pembuat serat optik
biasanya terbentuk dari Silikon Dioksida (SiO2). Variasi indeks bias diperoleh
dengan menambahkan bahal lain seperti titanium, thallium, germanium adau boron.
Dengan susunan bahan yang tepat maka akan didapatkan atenuasi yang sekecil
mungkin. Atenuasi menyebabkan pelemahan energi sehingga amplitudo delombang
yang sampai pada penerima menjadi lebih kecil dari pada amplitudo yang
dikirimkan oleh pemancar.
Atenuasi serat optik merupakan
katakteristik penting yang harus diperhatikan mengingat kaitannya dalam
menentukan jaraj repeater, jenis pemancar dan penerima optik yang harus
digunakan. Besarnya atenuasi dinyatakan oleh persamaan 1.
Absorbsi
merupakan sifat alami suatu gelas. Pada daerah-daerah tertentu gelas dapat
mengarbsorbsi sebagian besar cahaya seperti pada daerah ultraviolet. Hal ini
disebabkan oleh adanya gerakan elektron yang kuat. Demikian pula untuk daerah
inframerah, terjadi absorbsi yang besar. Ini disebabkan adanya getaran ikatan
kimia. Oleh karena itu sebaiknya penggunaan serat optik harus menjauhi daerah
uktraviolet dan infrared. Penyebab absorbsi lain adanya transmisi ion-ion logan
dan ion OH, yang ternyata memberikan sumbangan arbsorbsi yang cukup besar.
Semakin lama usia suatu serat maka bisa diduga akan semakin banyak ion OH-
didalamnya yang menyebabkan
kualitas serat menurun.
Seberkas
cahaya yang melalui suatu gelas dengan variasi indeks bias disepanjang gelas
tadi, sebagian energinya akan hilanh dihamburkan oleh benda-benda kecil yang
ada didalam gelas. Hamburan yang disebabkan oleh tumbukan cahaya dengan
partikel tersebut dinamakan Hamburan Rayleigh. Besarnya hamburan rayleight ini
berbanding terbalik dengan pangkat empat panjang gelombang cahaya yaitu 1/λ.
Sehingga dapat disimpulkan untuk λ, hamburan reyleight besar dan sebaliknya.
Ternyata pada panjang gelombang sekitar 0,85 µm yaitu panjang gelombang sinar laser
galium Alimunium Arsenik, hamburan Rayleight memberikan loss akibat hamburan
sangat kecil dibandingkan dengan loss serat optik multi-mode. Karen a itu serat
optik single mode lebih baik mutunya sebagai media transmisi dibandingkan
dengan serat optik multi-mode.
Atenuasi
lainnya adalah yang disebabkan micro-bending yaitu pembengkokan serat optik
untuk memenuhi persyaratan ruangan. Namun pembengkokan dapat pula terjadi
secara tidak sengaja seperti misalnya serat optik yang mendapat tekanan cukup
keras sehingga cahaya yang merambat didalamnya akan berbelok dari arih
transmisi dan hilang. Hal ini tentu saja menyebabkan atenuasi.
9. Dispersi
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang serat optik. Dispersi akan membatasi lebar pita dari serat. Dispersi yang terjadi pada serat secara garis besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal dikenal dengan nama lain dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan dispersi waveguide.
Dispersi adalah pelebaran pulsa yang terjadi ketika sinyal merambat melalui sepanjang serat optik. Dispersi akan membatasi lebar pita dari serat. Dispersi yang terjadi pada serat secara garis besar ada dua yaitu dispersi intermodal dan dispersi intramodal dikenal dengan nama lain dispersi kromatik disebabkan oleh dispersi material dan dispersi waveguide.
Sifat transmisi informasi dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1.
Informasi
yang akan ditransmisikan berupa data dalam bentuk digital sedangkan bentuk
sinyal carrier yang akan melewati media transmisi serat optik berupa sinyal
analog.
2.
Untuk itu
diperlukan prosesd modulasi dan demodulasi yaitu proses yang mengubah data
digital ke analog dan juga proses sebaliknya dengan menggunakan sebuah modem
dengan pirantinya.
3.
Dalam hai
ini jenis serat optik yang digunakan sebagai media transmisi adalah serat optik
multi-mode graded index.
Sistem komunikasi data menggunakan serat
optik telah berkembang dengan pesat yang merupakan teknologi maju. Apabila
dibandingkan dengan sistem kabel tembaga 2 kawat atau 4 kawat ataupun sistem
gelombang radio maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) mempunyai kelebihan
dan kekurangannya, yaitu sebagai berikut :
a.
Keuntungan serat optik
1) Mempunyai bandwidth yang lebar. Frequensi
pembawa optik bekerja pada daerah
frequensi yang tinggi yaitu sekitar
1013 Hz sampai dengan 1016
Hz, sehingga informasi yang
dibawa akan menjadi lebih banyak.
2) Redaman sangat rendah dibandingkan dengan
kabel yang terbuat dari tembaga,
terutama pada frequensi yang
mempunyai panjang gelombang sekitar 1310 nm yaitu
0,2 dB/Km.
3) Kebal terhadap gangguan gelombang
elektromegnet. Fiber optic terbuat
dari kaca atau plastik yang merupakan
isolator, berarti bebas dari interferensi medan
magnet, frequensi radio dengan gangguan listrik.
4) Dapat menyalurkan informasi digital
dengan kecepatan tinggi. Kemampuan fiber
optic dalam menyalurkan sinyal
frequensi tinggi, sangat cocok untuk pengiriman sinyal digital pada sistem multipleks digital dengan kecepatan beberapa Mbps hingga Gbps.
5) Ukuran dan berat fiber optic kecil dan
ringan. Diameter inti FO berukuran micro
sehingga pemakaian ruangan lebih
ekonomis.
6) Tidak mengalirkan arus listrik karena
bahannya yang terbuat dari kaca atau
plastik sehingga tidak dapat dialiri aris
listrik dan terhindar dari terjadinya hubungan
pendek.
7) Sistem dapat diandalkan dengan lifetime
selama 20-30 tahun dan mudah dalam
pemeliharaannya.
b.
Kerugian serat optik
1)
ssKonstruksi
fiber optik lemah sehingga dalam pemakaiannya diperlukan lapisan penguat
sebagai proteksi.
2)
Karakteristik
transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar yang berlebihan.
Tidak dapat dialiri arus
listrik, sehingga tidak dapt memberikan catuan pada pemasangan repeater.
0 komentar:
Posting Komentar